0
(Turut berduka cita atas meninggalnya IBU Endang Rahayu mantan Menkes RI, semoga diampuni segala dosa dan diterima semua amal perbuatannya)
Udah ada 1 menteri yang meninggal dunia, dan 1 wakil menteri juga telah meninggal dunia.
Lantas apa artinya tes kesehatan yg dilakukan oleh SBY sebelum pembentukan kabinet ???
Kita masih ingat bagaimana mengharu birunya tes2 yg dilakukan oleh SBY terhadap calon menterinya. Tapi knp gak mampu mendeteksi penyakit2 yg diderita calon menterinya ?
Apakah tes2 tsb cuman basa-basi, atau cuman abal2 saja ???
Mengapa duit APBN pny rakyat kok dihambur2 kan untuk sesuatu yg dilakukan secara abal2 dan asal2 an ???
Quote:

Tes Kesehatan Menteri Hanya Formalitas?

Mei , Jakarta
02/05/12

Innalillahi wa innalillahi rojiun...selamat jalan mantan ibu Mentri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih. Semoga amal dan ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Bagi yang belum tahu, almarhumah adalah mentri kesehatan yang baru dilantik pada tahun 2009 lalu menggantikan mentri sebelumnya yakni Siti Fadila Supari. Ia menjabat sebagai mentri di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Penunjukan dirinya sebagai mentri ditunjuk langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Almarhumah meninggal karena penyakit kanker paru-paru stadium empat yang dideritanya sejak tahun 2010.

Saya jadi ingat pemilhan menkes dulu ketika almarhumah menjabat sebagai mentri. Sebelum pemilihan diselenggarakan, sebetulnya ada satu kandidat yang dulu digadang-gadang dia lah calon kuat menempati menkes. Dia adalah Nila Joewita Moeloek, yang tak lain adalah istri dari mantan Menkes Anfasa Meoloek. Bahkan Nila Moeloek sendiri telah menjalani fit and proper test di kediaman presiden di Cikeas, Bogor, pada 18 Oktober 2009 untuk menjadi mentri kesehatan. Memang saat itu, hanya Nila lah diplot yang telah disusun oleh SBY untuk menggantikan Siti Fadila Supari, yang dinilai presiden sangat keras karena berani mengusir Naval Medical Research Unit Two (Namru-2) yang dianggap alat intelejen Amerika Serikat.

Setelah menjalani serangkaian uji kelayakan di Cikeas dan terekspos di media, tiga hari kemudian, Nila diumumkan batal menduduki kursi mentri dengan alasan kesehatannya tidak mumpuni dan rentan stres. Ketika itu, Nila mengetahui namanya dicoret dari daftar calon mentri dari Hatta Rajasa yang menghubunginya dan mengatakan hasil psikotes tidak merekomendasikannya menjabat sebagai mentri. Padahal saya ingat sekali, ketika itu ia juga mempertanyakan hasilnya. Dan media massa pun saat itu ramai memberitakan hasil janggal tersebut, karena menurut saya rada tidak masuk akal saja hanya karena rentan stres orang tidak bisa menjabat sebagai mentri.

Dan saat itulah, sosok Endang Rahayu Sedyaningsih muncul dengan tiba-tiba. Dengan rangkaian uji kelayakan sampai tes kesehatan, ia dinyatakan lulus semua dan akhirnya menjabat sebagai mentri kesehatan untuk periode 2009 - 2014. Baru tiga tahun menjabat sebagai mentri, Endang mengundurkan diri. Ini dikarenakan kondisi kesehatannya, ia ternyata memiliki penyakit kanker paru-paru stadium empat sejak tahun 2010 lalu. Artinya penyakit yang dideritanya sudah sangat parah.

Jika kita mengamati cerita saya di atas, ada pertanyaan besar. Yakni kenapa yang hanya memiliki rekam medis rentan stres harus kalah dengan pengidap kanker stadium empat?. Padahal setiap calon mentri tidak hanya uji kelayakan, tapi juga diwajibakn tes kesehatan. Bila semua fit and proper test sudah terpenuhi maka layak lah orang itu menjadi mentri. Betul bukan?, tapi ini kenyataannya lain. Jika begini, apakah tes kesehatan hanya menjadi formalitas semata saja?.

Menurut saya tepat sekali. Dan ini hanya satu contoh saja loh, masih ada beberapa mentri lain yang memiliki rekam medis buruk tapi tetep lolos menjadi metri. Kembali bertanya, mungkinkah ada maksud tertentu dibalik pemilihan setiap mentri?...pastinya ada lah, apalagi kalau mentrinya itu diambil dari parpol. Bener tidak??

Ulet-keket 03 May, 2012

Post a Comment Blogger

 
Top