Jangan lupa beri tahu blog ini ke teman kamu dengan share ke facebook
KOMPAS.com - Penyakit campak termasuk penyakit yang sering menyerang anak-anak, karena itu penyakit akibat virus ini sering disepelekan. Padahal, jika sudah tertular dan tidak tertangani dengan benar penyakit ini bisa menyebabkan kecacatan, bahkan kematian.
" Masyarakat kita masih berpikiran kalau anak kena campak adalah hal yang biasa dan wajar. Padahal, seluruh dunia berusaha agar jangan sampai ada anak-anak mereka terserang penyakit itu," ucap dr. Soedjatmiko, SpA (K), Sekretaris Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), saat acara jumpa pers di Gedung Kementerian Kesehatan, Jumat, (23/9/2011).
Soedjatmiko mengakui, imunisasi campak memang bukan satu-satunya cara untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh virus golongan Paramyxovirus ini. Akan tetapi menurutnya, pemberian vaksin jauh lebih efektif dan efisien ketimbang harus melakukan pencegahan lain seperti pemberian ASI eksklusif, nutrisi cukup dan seimbang, serta menjaga kebersihan badan dan lingkungan.
"Yang paling efektif dan efisien adalah imunisasi. Karena dengan sekali suntik, empat minggu kemudian akan timbul kekebalan," ucapnya. Soedjatmiko mengingatkan pasca menerima imunisasi campak, bukan berarti anak akan terbebas dari penyakit ini seratus persen. Imunisasi hanya akan memberikan proteksi sebesar 85 persen saja.
"Kalau ada anak yang sudah divaksinasi campak, masih ada kira-kira 15 persennya dia kena campak. Tetapi kalaupun kena, efeknya tidak akan berbahaya dan berat, sakitnya hanya sebentar," jelasnya.
Kampanye campak dan polio
Guna mencegah perkembangan penyakit campak mulai tanggal 18 Oktober sampai 18 November 2011 pemerintah akan mengadakan kampanye imunisasi tambahan campak dan polio di 17 propinsi selama satu bulan penuh. Kegiatan imunisasi tambahan dilakukan untuk memberikan imunisasi campak pada anak umur 9-59 bulan dan imunisasi polio pada anak umur 0-59 bulan tanpa melihat status imunisasinya.
"Jadwal pelaksanaan kegiatan ini diharapkan serentak dengan target yang diharapkan minimal 95 persen dari sasaran tersebut guna mendapat manfaat maksimal," kata Andi Muhadir, MPH, Direktur Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra Kementerian Kesehatan dalam kesempatan yang sama. .
Melalui kampanye ini sasaran imunisasi campak anak usia 9-59 bulan akan mencakup 13.102.589 anak. Sedangkan jumlah sasaran polio anak usia 0-59 bulan mencakup 15.247.136 anak.
Imunisasi akan diberikan di pos-pos pelayanan imunisasi yang ditentukan yang diberi tanda khusus yaitu Poyandu, Puskesmas Pembantu, Puskesmas atau sarana kesehatan lainnya.
Berikut ini adalah 17 propinsi yang akan melakukan kampanye imunisasi tambahan campak dan polio tahun 2011: Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, NTB, dan Papua.
Kematian akibat campak di dunia yang dilaporkan pada tahun 2002 sebanyak 777.000 dan 202.000 diantaranya berasal dari negara ASEAN, 15 persennya berasal dari Indonesia.
KOMPAS.com - Penyakit campak termasuk penyakit yang sering menyerang anak-anak, karena itu penyakit akibat virus ini sering disepelekan. Padahal, jika sudah tertular dan tidak tertangani dengan benar penyakit ini bisa menyebabkan kecacatan, bahkan kematian.
" Masyarakat kita masih berpikiran kalau anak kena campak adalah hal yang biasa dan wajar. Padahal, seluruh dunia berusaha agar jangan sampai ada anak-anak mereka terserang penyakit itu," ucap dr. Soedjatmiko, SpA (K), Sekretaris Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), saat acara jumpa pers di Gedung Kementerian Kesehatan, Jumat, (23/9/2011).
Soedjatmiko mengakui, imunisasi campak memang bukan satu-satunya cara untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh virus golongan Paramyxovirus ini. Akan tetapi menurutnya, pemberian vaksin jauh lebih efektif dan efisien ketimbang harus melakukan pencegahan lain seperti pemberian ASI eksklusif, nutrisi cukup dan seimbang, serta menjaga kebersihan badan dan lingkungan.
"Yang paling efektif dan efisien adalah imunisasi. Karena dengan sekali suntik, empat minggu kemudian akan timbul kekebalan," ucapnya. Soedjatmiko mengingatkan pasca menerima imunisasi campak, bukan berarti anak akan terbebas dari penyakit ini seratus persen. Imunisasi hanya akan memberikan proteksi sebesar 85 persen saja.
"Kalau ada anak yang sudah divaksinasi campak, masih ada kira-kira 15 persennya dia kena campak. Tetapi kalaupun kena, efeknya tidak akan berbahaya dan berat, sakitnya hanya sebentar," jelasnya.
Kampanye campak dan polio
Guna mencegah perkembangan penyakit campak mulai tanggal 18 Oktober sampai 18 November 2011 pemerintah akan mengadakan kampanye imunisasi tambahan campak dan polio di 17 propinsi selama satu bulan penuh. Kegiatan imunisasi tambahan dilakukan untuk memberikan imunisasi campak pada anak umur 9-59 bulan dan imunisasi polio pada anak umur 0-59 bulan tanpa melihat status imunisasinya.
"Jadwal pelaksanaan kegiatan ini diharapkan serentak dengan target yang diharapkan minimal 95 persen dari sasaran tersebut guna mendapat manfaat maksimal," kata Andi Muhadir, MPH, Direktur Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra Kementerian Kesehatan dalam kesempatan yang sama. .
Melalui kampanye ini sasaran imunisasi campak anak usia 9-59 bulan akan mencakup 13.102.589 anak. Sedangkan jumlah sasaran polio anak usia 0-59 bulan mencakup 15.247.136 anak.
Imunisasi akan diberikan di pos-pos pelayanan imunisasi yang ditentukan yang diberi tanda khusus yaitu Poyandu, Puskesmas Pembantu, Puskesmas atau sarana kesehatan lainnya.
Berikut ini adalah 17 propinsi yang akan melakukan kampanye imunisasi tambahan campak dan polio tahun 2011: Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, NTB, dan Papua.
Kematian akibat campak di dunia yang dilaporkan pada tahun 2002 sebanyak 777.000 dan 202.000 diantaranya berasal dari negara ASEAN, 15 persennya berasal dari Indonesia.
Post a Comment Blogger Facebook