Yoon Sung syok saat melihat Kim Young Joo terbaring sekarat di tengah genangan darahnya sendiri.
Yoon Sung mengangkat kepala Young Joo dan berusaha menyadarkannya. Young Joo menanyakan dokumen itu dan lega saat tahu Yoon Sung mendapatkannya.
Jaksa Kim minta Yoon Sung mengungkapkan isinya pada masyarakat. Ia juga berkata kalau Chun Jae Man lari ke pelabuhan. Setelah itu, diakhir nafasnya, Jaksa Kim minta Yoon Sung memaafkan ayahnya.
Young Joo : Aku minta maaf.
Tangan Young Joo terlepas dari genggaman Yoon Sung dan Kim Young Joo meninggal.
Yoon Sung teriak, Kim Young Joo! Kim Young Joo!
Yoon Sung sangat terpukul. Ia menangis. Setelah itu Yoon Sung merapikan jas Young Joo dan mengambil ponselnya, lalu pergi.
Kim Jong Shik sadar! Yah it's about time.
Yoon Sung membaca sms Jin Pyo di ponsel Jaksa Kim. Yoon Sung telp ayahnya, Ayah kenapa kau melakukan ini? Kenapa kau berbohong dan membawa-bawa Kim Young Joo?
Jin Pyo sudah tiba di pelabuhan. Jin Pyo berkata karena Jaksa Kim ingin tahu dan ia hanya membantunya.
Yoon Sung : Apa kau tahu, Kim Young Joo yang tidak bersalah, terbunuh dan itu tidak ada bedanya seperti kau membunuhnya sendiri.
Jin Pyo tenang menanggapi Yoon Sung, banyak orang tidak bersalah juga dengan mudahnya meninggal. Seperti anak buahku. Sekarang..Chun Jae Man akan segera mati di tanganku.
Chun Jae Man bersama dua anak buahnya tiba di pelabuhan. Ia jalan menuju kapalnya. Jin Pyo menghadangnya.
Chun Jae Man ketakutan, kau sudah menghancurkan aku, sekarang apa maumu?
Jin Pyo : Nyawamu.
Chun Jae Man memohon, saat itu mereka tidak punya pilihan. Jin Pyo berkata saat ini, Chun Jae Man juga tidak punya pilihan selain mati.
Chun memberi kode anak buahnya untuk menyerang. Tapi keduanya bukan tandingan Jin Pyo yang sudah murka. Dua preman itu roboh.
Chun melarikan diri, berusaha naik ke sebuah kapal. Jin Pyo sudah menghadangnya lagi, ia seperti kucing yang mempermainkan tikus yang hampir mati.
Chun Jae Man turun lagi dan lari ke dermaga. Jin Pyo mengikutinya, dengan bendera Korsel sebagai latar belakangnya, Jin Pyo bagaikan Nemesis.
Chun Jae Man tersudut, ia berlutut, memohon ampun..jangan mendekat..kumohon ampunilah aku..kumohon..
Tapi Jin Pyo tidak kenal ampun, ia menarik pedangnya dan dengan sadis menghabisi Chun Jae Man.
Yoon Sung tiba, ia mencari ke seluruh pelabuhan. Yoon Sung menemukan 2 preman yang tidak berdaya. Lalu menemukan Chun Jae Man.
Yoon Sung lari mendekati Chun, tapi ia sudah terlambat. Chun Jae Man sudah meninggal. Yoon Sung marah sekali.
Yoon Sung tetap di pelabuhan, ia duduk di dalam mobil dan membuka Dokumen 2030 itu. Pesan terakhir Jaksa Kim terngiang, ia minta Yoon Sung mengungkapkan isinya.
Yoon Sung membukanya, tertulis di sana :
Setelah Korea Utara terlibat serangan teroris di Aung San, serangan balasan ke Korea Utara dirasa perlu. Pasukan khusus yang berpengalaman dalam mata-mata Anti Korea Utara dipilih dan dibuat keputusan untuk mengirim mereka ke Pyongyang.
7 Jenderal Korea Utara terbunuh tapi didekat kapal selam AL Korea Selatan yang akan menjemput mereka kembali, mereka diserang oleh sniper dan seluruh pasukan dibunuh.
Operasi ini direncanakan dan dilaksanakan oleh sbb:
1. Lee Kyung Wan
Yoon Sung mengingatnya, sebagai Senator/Anggota Dewan yang melakukan korupsi dana Yayasan sosial sehingga merugikan masyarakat bawah.
2. Seo Yong Hak
Petinggi Militer yang akan maju sebagai Calon Presiden Korea Selatan berikutnya, tapi terbukti melakukan pembelian pesawat tempur cacat dari pihak asing demi mendapat keuntungan sendiri. Tanpa mempedulikan keselamatan pilot tempur negerinya.
Korupsi di bidang : Militer
3. Kim Jong Shik
Pemimpin Universitas terkemuka, yang menggelapkan dana pendidikan untuk kepentingan pribadi.
Korupsi di bidang : Pendidikan.
4. Chun Jae Man
Pelaku bisnis besar di Korea Selatan, penyandang dana kampanye Presiden dan menyuap pejabat politik untuk membuat UU yang menguntungkan dirinya sendiri. Menggelapkan pajak.
Korupsi di bidang : Ekonomi dan Bisnis
Yoon Sung akhirnya melihat orang ke-5. Choi Eun Chan. Presiden.
Yoon Sung tertegun, ia syok. Semua interaksinya dengan Presiden berputar lagi. Saat pertama bertemu di Blue House, Presiden yang dengan rendah hati minta Yoon Sung mengajari Da Hye.
Presiden yang tampak baik di matanya. Presiden...sebagai ayah kandungnya sendiri.
Yoon Sung duduk sampai pagi di pelabuhan. Ia keluar mobil dan menutup mukanya. Yoon Sung benar2 terpukul. Jadi ini..rencana Jin Pyo. Ia baru sadar.
Yoon Sung menemui Ayahnya. Jin Pyo sedang membersihkan pedangnya dari darah Chun Jae Man. Yoon Sung masuk dan menyindirnya, darah Chun Jae Man, apa sudah ayah bersihkan dengan baik?
Yoon Sung : Kau juga harus membersihkan darah Kim Young Joo.
Jin Pyo berkata Chun Jae Man yang membunuh Kim Young Joo. Yoon Sung berkata kalau Jin Pyo tidak ada bedanya dengan Chun Jae Man. Chun Jae Man juga tidak membunuh pasukan khusus secara langsung. Dia cuma meminjam tangan orang lain.
Jin Pyo murka dan mengarahkan pedang ke muka Yoon Sung. Beraninya kau menyamakanku dengan Chun Jae Man!
Yoon Sung sama sekali tidak berkedip Yang terakhir dihukum adalah Presiden Choi Eun Chan. Pembalasan dendam kejam yang kau katakan itu ayah..adalah membunuh ayah kandungku dengan tanganku sendiri?
Yoon Sung : Pasti rasanya menyenangkan sekali selama 28 th ini. Mengambilku dari ibu, membuatku percaya kalau orang lain adalah ayahku, dan sekarang, membalas dendam kepada ayah kandungku sendiri. Dendam itu..kukira aku tidak akan bisa melakukannya.
Jin Pyo marah, apa karena dia adalah ayah yang darahnya mengalir di dalammu?
Yoon Sung : Bukan. Melihatnya dari dekat, aku merasa dia cukup pantas menjadi Presiden yang terhormat.
Jin Pyo : Apa kau pikir Presiden yang terhormat itu mendapatkan posisinya secara bersih?
Jin Pyo menantang Yoon Sung, aku ingin melihat ekspresi wajahmu kalau kau melihat orang seperti apa Choi Eun Chan itu.
Yoon Sung : Jangan mengharapkan melihat ekspresi wajahku lagi, itu tidak akan terjadi sesuai keinginanmu. Kau harus membersihkan darah mereka berdua dari tanganmu dalam waktu yang lama.
Seo Yong Hak memberikan keterangan pada media. Ia mengakui semua yang terjadi, dan Presiden Choi Eun Chan adalah target berikutnya. Karena operasi Sapu Bersih 28 th lalu didalangi oleh Choi Eun Chan. Dialah yang langsung memerintahkan operasi itu.
Presiden Choi segera mengadakan jumpa pers untuk menanggapi Seo Yong Hak. Presiden menyangkal semuanya. Ia berkata tidak mengerti kenapa Seo Yong Hak berkata kalau City Hunter akan memburunya.
Presiden siap mengakhiri konferensi pers, tapi satu wartawan tanya, apa Anda tahu kalau Jaksa dari distrik Seoul yang menyelidiki jejak dokumen rahasia th 1983, terbunuh baru-baru ini?
Presiden terkejut, ia sama sekali tidak tahu masalah itu.
Kim Sang Gook tidak percaya, jadi Presiden sekarang Choi Eun Chan yang menjadi dalang peristiwa ini? Apa itu benar? Lalu..untuk menghukum Presiden, kau dengan sengaja menyebarkan suap pada mereka disekitarnya dan mendorong korupsi?
Jin Pyo : Apa kau takut?
Sang Gook hanya ingin Jin Pyo membersihkan nama mendiang kakaknya, ia tidak ingin negara ini goncang. Bersihkan saja nama dari anggota pasukan khusus yang tewas! Dan..akhiri semuanya ini Kapten. Kapten!
Pemakaman Jaksa Kim Young Joo.
Kim Jong Shik duduk di kursi roda, menangisi putranya.
Soo Hee meletakkan bunga di depan altar Jaksa Kim, ia sangat terpukul. Young Joo..Young Joo..
Kepala Bagian dan staf Jaksa Kim semua hanya bisa duduk dan menangisi Young Joo.
Boss : Dasar brengsek, sudah kubilang jangan pernah melihat lokasi sendirian, kata2ku hanya masuk telinga satu dan keluar dari telinga lain.
Kim Mi Ok menangis, aku tidak tahu kalau ia menghadapi konflik saat menyelidiki kasus ayahnya dan hanya mengeluh karena pekerjaan yang ia berikan pada kami. Jaksa Kim, aku minta maaf, aku benar2 minta maaf.
Boss : Aku tidak peduli, kau meninggal atau masih hidup, kau adalah anakku. Apa yang tidak bisa kau selesaikan, aku akan mengurus semuanya. Penjahat yang melakukan ini padamu, aku akan mengeruk mereka semuanya sekaligus. Dan kehidupan yang sangat kau inginkan itu, selama aku masih menjadi Jaksa, aku akan berdiri dengan prinsip itu sampai akhir.
(Hiks..)
Presiden datang. Semua berdiri menghormat. Presiden menulis namanya di buku tamu. Lalu meletakkan bunga di depan altar Jaksa Kim.
Presiden menghela nafas, baru beberapa waktu lalu ia minum bersama Young Joo dan membiarkannya tetap menyeldiki masalah City Hunter dan Chun Jae Man. Sekarang, ia justru berdiri di depan altarnya.
Presiden memandang Kim Jong Shik, keduanya saling bicara tanpa suara. Kim Jong Shik hanya bisa menangis.
Kim Nana juga hadir, ia menahan tangisnya. Yoon Sung muncul saat Presiden hampir keluar. Keduanya bertatapan.
Jang Pil Jae tiba-tiba mendekat, kenapa kau kesini? Jang Pil Jae jalan melewati Presiden dan menunjuk Yoon Sung,
Jang : Jaksa kami berakhir seperti ini karena mengejarmu. Huh? City Hunter.
Jang Pil Jae menunjuk dada Yoon Sung, itu kau. Semua terkejut dan melihat ke arah mereka. Nana hampir menangis. Soo Hee hanya menghela nafas.
Presiden tampak curiga dan terkejut.
Jang Pil Jae semakin menggila, ia berteriak, Dia lari kesana sini ke semua tempat mencoba menangkapmu. Dan Jaksa Kim berakhir seperti itu! Kau mengerti? Dasar pembunuh!
Anggota Paspampres harus menariknya pergi demi keamanan. Jang Pil Jae masih teriak2 histeris, aku akan menangkapmu! Aku pasti akan menangkapmu! Lepaskan aku! lepaskan!
Yoon Sung tampak tertekan, ia berkata pada Presiden kalau sebenarnya ia datang karena merasa berduka kehilangan Jaksa yang berharga. Tapi saya pikir saya sebaiknya pergi saja.
Yoon Sung membungkuk pada Presiden dan pergi lebih dulu. Presiden jelas curiga.
Kim Sang Gook menemui Yoon Sung, dan mengatakan hubungan Presiden Choi dan Chun Jae Man. Ternyata Hae Won memenangkan tender untuk membangun jembatan Minja Highway segera setelah Presiden Choi resmi menjabat. (Politik balas budi)
Sang Gook juga berkata kalau ada protes karena masalah itu. Sebelum pemilihan Presiden, ada sejumlah besar uang yang keluar dari Haewon. Uang itu digunakan untuk dana kampanye dan kemenangan tender adalah hadiahnya. (it's so familiar..)
Yoon Sung hanya menunduk, tidak ada yang mengerti perasaannya. Sekarang Presiden adalah ayah kandungnya.
Presiden juga merenung, memikirkan lagi tuduhan Jang Pil Jae, kalau Lee Yoon Sung adalah City Hunter.
Presiden duduk dan merenungkan ulang semua yang terjadi. Presiden membuka file Lee Yoon Sung, dia masuk ke Korea Selatan, tgl 13 April 2011. Bekerja di tim Jaringan Komunikasi Blue House, Mei 2.
Saat kasus Seo Yong Hak, IP address Blue Hoese dipakai dan aku bertemu Dr. Lee Yoon Sung di ruangan ini.
Saat Pengendali CCTV Dept. Kepolisian di-hack, IP Address Blue House juga dipakai lagi. Jaksa Kim Young Joo saat itu masuk ke sini.
Saat itu, dia ada di Perpustakaan Blue House, mencari album Pengawal Kepresidenan th 1983..
Presiden memanggil Jang Pil Jae. Ia ingin tahu apa yang terjadi sebelum Jaksa Kim terbunuh.
Jang Pil Jae mengatakan semuanya, Jaksa Kim curiga kalau City Hunter itu adalah dua orang, Lee Jin Pyo dan Dr. Lee Yoon Sung.
Presiden terkejut. Lee Jin Pyo dan Lee Yoon Sung?
Jang berkata kalau Lee Jin Pyo dulu adalah anggota pasukan Khusus dan pengawal Presiden sampai dengan th 1983, tapi setelah itu dia dilaporkan menghilang.
Jaksa Kim menemukan kalau ia ada hubungannya dengan Operasi Sapu Bersih. Dia sekarang dikenal dengan nama Steve Lee, ekspatriat Amerika Serikat, tapi itu adalah identitas palsu.
Kami menemukan kalau dia terlibat dalam perdagangan narkotika di Segitiga Emas, tapi kami belum yakin.
Presiden : Segitiga..lalu bagaimana dengan Dr. Lee Yoon Sung?
Jang Pil Jae : Dia adalah putra dari anggota Pasukan Khusus, Agen Park Mu Yeol yang hilang pada th 1983 dan seorang wanita bernama Lee Kyung Hee.
Presiden syok, P..Park Mu Yeol dan Lee Kyung Hee?
Jang : Dari penyelidikan, kami menemukan kalau Lee Jin Pyo menculik Lee Yoon Sung saat masih bayi berusia 1 bulan dan membesarkannya di Segitiga Emas.
Presiden tidak tahu lagi apa yang harus ia katakan. Presiden baru sadar kalau Yoon Sung pasti putranya.
Yoon Sung menghadap Presiden. Nana memperingatkannya, Presiden sepertinya mencurigai sesuatu. Ia minta filemu dari HRD Security Service.
Yoon Sung diam saja dan jalan terus ke kantor Presiden.
Yoon Sung masuk kantor Presiden. Sekarang dua orang ini saling tahu hubungan darah diantara mereka.
Yoon Sung : Apa anda sudah berlatih upload gambar ke blog anda?
Presiden memandangi Yoon Sung, ia mengiyakan. Aku sudah meng-upload lukisan anggrekku dan bahkan mencoba mengedit video. Kau mau melihatnya?
Presiden tanya apa Yoon Sung sudah melihat konferensi persnya. Yoon Sung mengiyakan.
Yoon Sung : Pak Presiden, saya ingin tanya satu hal. Apa yang dikatakan dalam konferensi pers itu, apa itu benar?
Presiden diam sejenak, lalu mengiyakan. Ya itu benar. Posisi ini adalah posisi yang selalu memaksa untuk mengambil keputusan. Untuk menyelesaikan semua persoalan yang menumpuk, tidak mungkin dengan kekuatanku sendiri.
Jadi, aku memutuskan untuk fokus pada 2 hal saja. Masalah Kesehatan dan Pendidikan masyarakat kita. Kesehatan rakyat tidak boleh diancam dengan UU privatisasi perawatan kesehatan. Dan orang muda, yang tidak tahu kemungkinan mereka yang tidak terbatas, tidak boleh kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan hanya karena biaya pendidikan yang tinggi.
Apapun yang terjadi, aku akan melindungi dua hal itu.
Presiden bertekad untuk melakukan semua cara agar UU Sekolah Swasta yang ia ajukan disetujui Dewan.
Yoon Sung : Meskipun caranya salah?
Shik Joong sedang melakukan video conference dengan Eun Ah. Ia menyombong kalau rumah ini didaftarkan atas namanya. Lalu buru2 mematikannya saat Yoon sung pulang.
Nana ternyata datang, ia menunggu Yoon Sung diatas.
Nana berkata sudah tahu dari Kyung Hee kalau ayah kandung Yoon Sung adalah Presiden Choi Eun Chan. Orang yang membesarkanmu terlalu kejam. Mengambilmu dari bibi hanya untuk melakukan ini pada kalian berdua.
Nana tanya semua orang yang menjadi sasaran City Hunter adalah orang-orang korup. Bagaimana jika Presiden juga korupsi? Apa kau juga akan menghukumnya?
Yoon Sung : Jika dia terlibat korupsi.
Nana : Apa memang harus kau yang melakukannya? dia ayahmu sendiri, bagaimana kau bisa melakukan itu?
Yoon Sung : Kim Young Joo ..pasti juga merasakan hal yang sama, karena itu adalah ayahnya, karena dia ayahnya, dia menutupi semuanya. Tapi..apa itu memang benar2 yang terbaik untuk ayahnya?
Nana : Aku adalah agen Keamanan Presiden, ada kemungkinan seperti saat aku mengawal Seo Yong Hak, kalau kita akan bertemu kembali. Aku ingin kau tidak melakukan sesuatu yang mungkin akan kau sesali.
Nana pergi. Yoon Sung terdiam.
Kim Sang Gook lapor, ada seorang anggota Partai berkuasa, anggota dewan bernama Lee Young Tae yang memiliki hubungan dengan Chun Jae Man. Lee menerima suap untuk UU Privatisasi Biaya Kesehatan.
Orang itu satu partai dengan Presiden Choi Eun Chan. Tapi secara politik, mereka adalah lawan. Jika Anggota Dewan Lee Young Tae tidak memberikan suara, pasti UU Sekolah swasta tidak akan lolos. Sekarang Lee menentang UU itu. Suara anggota dewan yang mendukung Lee sangat penting. Presiden Choi harus membujuknya dengan segala cara.
Yoon Sung mengerti dan akan memeriksanya.
Seperti di diduga, Presiden Choi bertemu dengan Anggota Dewan Lee Young Tae. Presiden tidak mau dikawal, ia ingin sendiri.
Presiden minta Lee Young Tae membantunya meloloskan UU Sekolah Swasta itu.
Lee Young Tae, politikus licin itu tanya, jika ia membantu Presiden lalu apa imbalannya.
Presiden : Aku akan membuat agar kau tidak dipanggil oleh Kantor Kejaksaan.
Presiden tahu apa hubungan Lee Young Tae dengan Chun Jae Man. Tapi ia tetap akan membantu Lee lolos.
Lee Young Tae langsung senang, jika partai berkuasa terbelah dua, ini hanya akan menguntungkan pihak partai oposisi. UU Sekolah Swasta yang ingin kau dapatkan, aku akan mengerahkan kekuatan dan pengaruhku dibelakangnya. Aku akan mempercayaimu.
Presiden mengepalkan tangan, sepertinya muak dengan perbuatannya sendiri. Tapi Presiden berkata ia mengandalkan Lee Young Tae.
Anggota Dewan Lee pergi. Presiden hanya diam. Tiba2 pintu samping terbuka. Yoon Sung jalan masuk. Ia ada diruang sebelah dan mendengar semuanya. Yoon Sung tampak kecewa.
Presiden terkejut, bagaimana kau bisa masuk ke sini? (Ha! berarti Pengawal Presiden harusnya dipecat semua.)
Yoon Sung : Saya tidak tahu kalau anda sangat terampil membuat kesepakatan, Pak Presiden.
Presiden : Jika membiarkan satu anggota Dewan bertahan di kursinya demi puluhan ribu pelajar yang mau belajar, maka aku tidak akan menyesali keputusan ini.
Yoon Sung : Bukankah anda berkata, posisi Presiden adalah posisi yang menyediakan jasa? Sejak kapan posisi ini menjadi posisi untuk membuat kesepakatan?
Presiden : Kalau kau ada di dunia politik, kadang kita harus melakukan itu untuk mendapatkan hal yang lebih baik.
Yoon Sung : Menghilangkan nyawa 20 orang itu, apa juga untuk kebaikan yang lebih besar?
Presiden berkata tidak punya pilihan. Ia ingin banyak orang bisa mendapatkan pendidikan dan harus melalui anggota dewan, pemilik universitas, dekan, para profesor, termasuk semua yang berhubungan dengan mereka. Apa kau pikir mereka akan berubah dengan mudah?
Yoon Sung : Saya ingin tanya satu hal, anak yatim piatu yang kelaparan, apa dibenarkan jika ia mencuri? Bahkan jika itu untuk kebaikan yang lebih besar, tidak ada pembenaran dalam mengorbankan yang tidak bersalah.
Meskipun itu untuk kebaikan yang lebih besar, tidak membenarkan cara mereka menutupi korupsinya. Dokumen Rahasia yang berlaku sampai th 2030 itu ada di tangan saya. Keputusan yang anda kira tidak akan anda sesali, saya akan membuat anda menyesalinya. Ini adalah pembalasan dendam saya.
Presiden tertegun. Yoon Sung jalan pergi. Beberapa detik kemudian, Kim Nana menyerbu masuk diikuti Park. Kim Nana mencemaskan Presiden.
Presiden tampak heran. Kim Nana hanya berkata ia cemas karena sudah lewat 30 menit tapi Presiden belum keluar.
Nana melihat pintu samping yang terbuka, ia tampak curiga. Yoon Sung mengabaikan telp dari Nana. Ia harus menemui seseorang.
Yoon Sung mengaku sebagai reporter dan menanyakan kampanye Choi Eun Chan. Pria itu adalah orang yang bertanggung jawab atas dana kampanye Presiden, ia sengaja hidup menyepi agar tidak membebani Presiden. Bagaimana kau bisa menemukan aku?
Pria itu berkata kalau ia tidak tahu situasi keseluruhannya, Choi Eun Chan selalu mengatur dan memeriksa semuanya secara menyeluruh, tapi ia mencatat semuanya dalam catatan pribadi.
Yoon Sung tertarik, catatan? Pria itu membenarkan, bukan cuma buku harian, bahkan semua catatan rekeningnya juga.
Yoon Sung merasa kalau catatan itu mungkin ada di rumah pribadi Presiden.
Manager Hong, Ki Joon, dan Eun Ah membicarakan Da Hye yang depresi setelah kematian Jaksa Kim. Da Hye bahkan jatuh sakit. Ini pukulan besar untuknya.
Eun Ah bingung, dia ini sekretaris Da Hye atau pengawalnya. Ki Joon minta Eun Ah mengurus masalahnya sendiri saja dan Ki Joon menyatakan cinta pada Eun Ah. Manager Hong hanya geleng kepala, lalu meninggalkan mereka.
Presiden mendapat telp dari pria yang menemui Yoon Sung, kalau ada reporter yang tinggi dan tampan tanya-tanya soal dana kampanye Presiden.
Presiden mengerti dan tidak menyalahkan jawaban pria itu. Presiden jelas tahu siapa 'reporter' yang dimaksud.
Eun Ah menghibur Da hye yang depresi karena kematian Jaksa Kim. Eun Ah membelikan ayam goreng kesukaan Da Hye, tapi tampaknya itu juga tidak membantu.
Da Hye merasa dekat dengan Presdir Chun, ia juga sedih mendengar kematiannya. Da Hye memberikan kemeja laki untuk Eun Ah. Da hye minta Eun Ah memberikannya untuk Ki Joon, kalian berdua serasi.
Yoon Sung pergi ke kediaman Presiden, ia berkata datang sebagai guru les Da Hye. Pengawal memberikan ijin masuk. Tapi Yoon Sung tidak pergi ke ruang belajar Da Hye. Ia masuk ke kantor kerja Presiden.
Beberapa saat kemudian, Presiden pulang. Ia jalan melewati kantor dan merasa curiga.
Presiden tahu ada orang di dalam sana.
Yoon Sung dengan cepat membongkar meja kerja dan lemari di kantor Presiden. Membuka laci demi laci. Tapi tidak berhasil mendapat yang dicari.
Presiden masuk kamar tidurnya dan membuka salah satu bantal. Ia menyembunyikan catatan itu dalam bantal. Presiden masuk kantornya, Apa karena ini kau datang kesini?
Yoon Sung berbalik menghadap Presiden. Presiden kesal, kau ini benar2 orang yang tidak punya rasa takut. Kau berani masuk ke kediaman Presiden seperti itu, sepertinya kau tidak tahu bagaimana menghentikannya. Sudahlah, aku hanya ingin tanya satu hal. Kenapa kau melakukan ini?
Yoon Sung : Karena rasa percaya. Rasa percaya masyarakat biasa yang memilih politisi untuk bertindak sesuai dengan hati murani. Untuk pasukan yang terdaftar menjaga negara mereka, dan sebaliknya percaya kalau negara akan menjaga mereka. Untuk perguruan tinggi dan demi generasi kita berikutnya, untuk tetap mempertahankan misi mereka, yaitu untuk mendidik individu yang berbakat.
Untuk perusahaan, agar bisa menganggap karyawan sebagai rekan kerja, mengerti penderitaan mereka dan bertumbuh bersama. Dan juga untuk mereka di Laut Nampo, yang percaya janji negaranya dan menunggu, kepercayaan 20 orang itu. Saya harus melindungi kepercayaan itu.
(Ok, I will vote Lee Yoon Sung as the next President! haha)
Presiden : Operasi sapu bersih 28 th silam, aku tidak sekalipun melupakannya. Penderitaan Jin Pyo, aku mengerti sepenuhnya.
Presiden jalan mendekat dan mengulurkan catatan-nya, ambil ini. Ini yang kudapat saat aku memasuki politik, yang mencatat dana kampanye ilegal yang mau tidak mau harus kuterima. Lakukan apa yang kau anggap harus dilakukan. Jika kau bisa melakukannya, maka aku akan berterima kasih.
Yoon Sung mengambil buku itu dan jalan pergi. Presiden memanggilnya, Yoon Sung-ah. Karena membiarkanmu hidup seperti ini, Ayah merasa bersalah kepadamu.
Yoon Sung tertegun, ia kelihatan menderita. Tapi Yoon Sung jalan terus.
Yoon Sung membaca catatan itu dan tampak semakin menderita saat membacanya. Yoon Sung berdiri dan pergi. Ia sudah memutuskan untuk melakukan sesuatu.
Kim Nana muncul, Apa kau berencana untuk tetap melakukannya sampai akhir? Jika kau seperti ini, orang yang paling menderita adalah dirimu sendiri.
Apa kau harus melakukan ini?
Yoon Sung : Selain aku, tidak ada orang yang bisa melakukan tugas ini. Aku harus melakukannya.
Yoon Sung membaca dokumen rahasia itu sekali lagi. Ia tampak berat melakukannya. Tapi ini harus dilakukan.
Yoon Sung memasukkan dokumen itu ke amplop dan mengirimnya ke media.
Dewan mengadakan voting untuk UU Sekolah Swasta. Pemimpin Dewan meminta anggota mulai memberikan suara.
Yoon Sung dan Presiden mengikuti jalannya sidang dari TV dengan tegang.
Sementara itu, paket Yoon Sung sudah tiba di salah satu media. Mereka membukanya, dan terkejut. Presiden adalah dalang dari operasi sapu bersih itu?
21 Orang telah meninggal di laut Nampo di tangan tentara negara ini. Semua terkejut, ini gila.
Media lain menerima kiriman catatan keuangan Presiden. Ini adalah catatan rekening rahasia milik Presiden. Ini luar biasa detil. Bahkan ada catatan anggota dewan yang menerima suap demi meloloskan UU sekolah swasta. Ini akan jadi Headline! Ayo cepat!
Semua bergegas meraih kamera dan mike,lalu lari keluar.
Voting selesai. Hasilnya, UU Sekolah Swasta : 228 setuju, 41 menolak, dan 5 abstein. Mayoritas setuju, jadi UU ini lolos. Anggota dewan bertepuk tangan, tapi ada juga yang kesal.
Presiden menepuk tangannya, ia puas. Presiden tampak senang. Kim Nana mengucapkan selamat.
Nana : Anda pasti senang.
Presiden : Tentu saja aku sangat gembira. Pengawal Kim, kudengar kau sekolah atas usaha sendiri. Tentu saja seharusnya ini disetujui beberapa waktu yang lalu.
Sekretaris Presiden masuk, ia tampak kebingungan. Pak Presiden..sesuatu yang besar terjadi.
Anggota Dewan gempar. Presiden Choi Eun Chan terbukti melanggar pemisahan kekuasaan saat ingin meloloskan UU Sekolah swasta (Antara Legislatif dan Eksekutif). Dia juga menggoncang demokrasi. Mereka bahkan menyembunyikan kebenaran tentang operasi sapu bersih dan membodohi masyarakat.
Karena semua ini, sebagai anggota dewan, kami menyimpulkan kalau negara kita tidak seharusnya dipimpin oleh Presiden seperti ini dan mengajukan impeachment serta pemecatan Presiden.
Presiden mendapat laporan tentang keputusan Dewan. Presiden mengerti dan siap menghadapi apapun. Presiden justru merasa lebih lega, ini seharusnya terjadi beberapa waktu lalu.
Ada kiriman di depan kantor Kejaksaan Seoul. Para anggota dewan yang menerima suap diikat berjajar sekaligus.
Kepala Bagian keluar bersama Jang Pil Jae dan Kim Mi Ok, mereka membaca surat dari City Hunter, apa ini? Jadi mereka ini yang menerima suap agar UU Sekolah swasta diloloskan. Bantu mereka berdiri dan bawa masuk semua.
Shik Joong dan Yoon Sung melihat berita TV, di satu sisi Presiden berhasil membuat Dewan mengeluarkan UU Sekolah swasta yang memotong biaya pendidikan, tapi justru masalah penyuapan-nya terungkap.
Mereka semua akan dikirim ke kantor Jaksa. Shik Joong menghela nafas, dia mungkin akan kena impeachment. Lagipula..rakyat mungkin akan merasa dikhianati.
Yoon Sung tampak tertekan. Ia jalan pergi. Yoon Sung akan bersiap karena ia tahu ayahnya (Jin Pyo) akan datang.
Jin Pyo menyiapkan revolvernya. Ia bersiap melakukan pertempuran terakhirnya.
Manajer Park berkata kalau besok adalah jadwal cuti Nana. Nana heran, besok ia tidak cuti. Park menunjukkan jadwal di komputer, ini jelas jadwal cutimu. Kau tidak ingat?
Nana mencatat semua jadwal tugasnya secara manual dan ia menunjukkan catatan-nya, kalau besok dia tidak cuti.
Tapi jadwal komputer lebih dipercaya Park. Ia hanya minta Nana siap dipanggil jika memang perlu.
Nana merasa curiga, ia tahu siapa yang bisa mengutak-atik jadwalnya. Yah..only the brainiac, Lee Yoon Sung.
Yoon Sung berhasil mengubah jadwal Nana, agar besok ia tidak bertugas. Yoon Sung mengeluarkan pistolnya. Ia memasukkan peluru satu per satu, gerakannya seperti meditasi.
Kim Nana mengeluarkan pistol, ia tampak berpikir.
Keesokannya, Presiden siap menerima hasil apapun yang diinginkan Dewan dan rakyatnya. Park mendekat dan memberikan ponsel. Ada telp dari Jin Pyo.
Jin Pyo : Sebelum kau menerima pengadilan negara, kau seharusnya menerima pengadilan dariku dulu, benar kan? Jika kau tidak mau ada korban tidak bersalah jatuh lagi, kuharap kau tidak akan menghentikanku.
Presiden mengerti. Park berkata kalau pertemuan akan dimulai dua jam lagi. Presiden berkata sebelum pertemuan, ada tamu penting yang akan bertemu dengannya. Jangan melakukan pemeriksaan seluruh badan, ijinkan saja dia masuk.
Park : Baik, Pak Presiden.
Presiden : Dan juga, aku ingin sendirian untuk sementara.
Park menolak, kami tidak bisa melakukan itu. Presiden membujuknya, aku mengandalkanmu, Petugas Park. Aku ingin sendirian.
Park akhirnya mematuhinya. Ia keluar. Tapi Nana yang tahu apa yang akan terjadi, masuk ke dalam ruangan Presiden.
Jin Pyo datang, ia ditahan dua orang pengawal. Jin Pyo berkata akan menemui Presiden. Park keluar dan berkata ia mengerti, Presiden sudah mengatakan ini padanya.
Park mengantar Jin Pyo masuk. Dia menunggu anda di dalam.
Jin Pyo membuka pintu dan masuk ke ruangan pertemuan. Tapi tidak ada orang. Yoon sung muncul, ayah disini.
Jin Pyo terkejut, ia marah. Tidak ada lagi yang harus kau lakukan. Kau tidak seharusnya berada disini.
Yoon sung : Bukankah aku sudah mengatakannya sebelumnya, aku ingin menghentikannya dengan tanganku sendiri.
Jin Pyo : Dendam selama 28 th itu, kau tidak akan bisa menghentikannya.
Keduanya dengan cepat mencabut senjata masing2 dan saling mengarahkan pistol.
Yoon Sung : Dendam itu adalah dengan kejam menembak ayah kandungku sendiri, apa aku akan bahagia setelah dendam itu selesai? Aku tidak punya pilihan selain menggunakan senjata di depan wanita yang kucintai. Apa kau pikir aku hanya akan diam saja?
Mengikuti Ayah yang kehilangan sebelah kaki karena diriku. Kau mengarahkan pisau padaku, bagaimana menurut ayah, perasaanku? Aku benar2 berharap ayah akan berpikir demi aku. Kumohon hentikan semua ini.
Yoon sung menahan tangis, suaranya gemetar, aku..aku hanya ingin normal lagi. Bersama ayah dan hidup dengan bahagia. Tapi..ini semua hanyalah mimpi. Jika ini adalah takdirku, maka aku akan mengakhirinya sendiri.
Yoon Sung mengarahkan pistol ke kepalanya sendiri.
Jin Pyo tampak terkejut. Ia tidak mengira itu yang akan dilakukan Yoon sung.
Presiden masuk ke ruangan, ia teriak. Tidak! Jin Pyo dan Yoon Sung menoleh. Kim nana mengarahkan pistol ke Jin Pyo, ia menangis. Hentikan ini.
Nana : Kumohon hentikan semuanya ini. Yoon sung..ini sudah cukup. Apa kau bisa menurunkan senjatamu, kumohon?
Jin Pyo perlahan mengalihkan pistol ke arah Presiden, aku sudah menunggu. Nyawa yang akan kuambil, aku datang kesini untuk mengambilnya.
Presiden mengerti, ia pasrah. Presiden minta maaf ke Nana, lalu mendorongnya ke samping. Presiden siap menerima eksekusi dari Jin Pyo.
Semua berlangsung cepat. Jin Pyo menekan pelatuk dan melepaskan tembakan. Yoon Sung tidak ingin menembak ayah angkatnya dan juga tidak mau ayah kandungnya tertembak. Tanpa berpikir, Yoon sung lari menyongsong peluru Jin Pyo. Tepat kena dada Yoon Sung.
Presiden syok. Jin Pyo tidak mengira Yoon Sung akan senekad itu. Yoon Sung roboh.
Nana langsung menembak Jin Pyo. Jin Pyo kehilangan keseimbangan sebentar.
Pasukan pengawal Presiden menyerbu masuk. Mereka langsung mengamankan Presiden. Nana berlutu di samping Yoon sung, ia menangis.
Jin Pyo mengarahkan pistol ke Yoon Sung. Ia membentak paspampres, jangan bergerak. Jangan berani2 melakukan gerakan! Aku adalah satu-satunya yang selamat dari Operasi Sapu Bersih, Lee Jin Pyo.
Yoon Sung tidak mampu bersuara untuk mencegah ayahnya. Yoon Sung tampak putus asa.
Demi membalaskan dendam anak buahku atas penghianatan yang dilakukan negara mereka sendiri. Aku membunuh Lee Kyung wan, Chun Jae Man, menculik Kim Jong Shik dan mendorongnya jatuh, mengirim Seo Yong Hak ke kantor Jaksa. Setelah itu, aku harus membunuh Choi Eun Chan.
Aku adalah City Hunter.
Setelah berkata itu, Jin Pyo menjatuhkan pelurunya dan mengarahkan pistol tanpa peluru ke arah Paspampres. Otomatis Park menembaknya, anggota lain juga menghujani tubuh Jin Pyo dengan tembakan.
Jin Pyo roboh dengan banyak peluru di tubuhnya.
Yoon Sung berusaha meraih ayahnya, ia menyadari perasaan asli Jin Pyo padanya.
Kim Nana menangisi mereka.
Yoon Sung sekuat tenaga mengulurkan tangan ke arah Jin Pyo..
Jin Pyo menoleh ke arah Yoon Sung, ia mengulurkan tangan, berusaha meraih tangan Yoon sung. Pandangan matanya terlihat ingin sekali hidup bersama Yoon Sung, tapi dendam membuatnya harus melakukan ini.
Jin Pyo dan Yoon Sung akhirnya berhasil saling menggenggam tangan. Jin Pyo menghembuskan nafas terakhirnya. Yoon Sung juga menutup mata. Keduanya terbaring tidak bergerak.
Beberapa saat kemudian.
Nana mengenakan baju berkabung dan minum kopi di cafe yang sepertinya milik Da Hye. Nana memuji kopi latte buatan Da Hye, ini cantik sekali! Sekarang kau terlihat seperti barista sungguhan.
Da Hye tidak percaya, benarkah? Da Hye berkata kalau Nana kelihatan capek setelah kematian ayahnya (Ayah Nana akhirnya meninggal.) Da Hye mengoleskan krim untuk menutupi lingkaran hitam di mata Nana.
Kematian Jaksa Kim sepertinya membuat Da Hye lebih cepat dewasa.
Ki Joon dan Eun ah datang, Eun Ah menanyakan urusan penguburan Ayah Nana. Lalu ia dan Ki Joon malu-malu memberikan undangan. Mereka akan menikah!
Da Hye : Aku sudah bilang kalau kalian cocok.
Nana ketawa : Selamat ya.
Eun Ah mengeluh, Blue House sekarang sepi sekali, tanpa Nana dan Dr. Lee juga tidak ada lagi. Ki Joon protes, bukannya katanya kau bahagia hanya denganku?
Ki Joon : Jadi pernikahannya akan dipikirkan lagi.
Da Hye dan Nana secara bercanda mengembalikan undangan itu. Ki Joon pesan kalau tidak sempat datang, ia akan sms nomor rekeningnya saja. Ha!
Kyung hee sudah keluar dari RS. Ia juga mengenakan baju berkabung. Kyung Hee menerima karangan bunga dari Choi Eun Chan.
Shik Joong patah hati setelah menerima undangan dari Eun ah. Ia berkata akan membuka kedai makanan Korea di Amerika. Shik Joong yakin akan bisa menjadi chef di Amerika dalam satu tahun.
Shik Joong tanya apa isi kartu dari mantan Presiden.
Kyung Hee : Dia berkata maaf dan terima kasih. Dia juga berharap aku bahagia.
Shik Joong melempar undangan Eun Ah, ia yakin makanan Korea akan bangkit di seluruh dunia. Tapi bagaimana mengatakan bangkit dalam bahasa Inggris?
Bangkit!
Nana jalan di jembatan kaca sambil menarik tas. Ia melihat sosok yang sangat dikenalnya dari seberang.
Orang itu seperti Lee Yoon Sung.
Nana jalan cepat ke ujung jembatan, tapi tidak menemukan Yoon sung. Lee Yoon Sung berdiri di belakangnya.
Nana berbalik dan melihat Yoon Sung. Nana tersenyum lebar. Yoon Sung membalasnya.
Negara akhirnya mengakui ke-21 orang anggota Pasukan Khusus yang gugur di Laut Nampo. Dilakukan upacara penghormatan secara kenegaraan dan nama ke-21 anggota pasukan diukir dalam sebuah prasasti.
Nama Lee Jin Pyo dan Park Mu Yeol disebut paling awal.
Malam hari di jalanan kota Seoul, Yoon Sung mengendarai mobilnya sendiri.
Ready for the next action....as City Hunter!
T A M A T
Notes :
Thank's for reading, akhirnya kelar juga hahaha...hosh.
City Hunter ini ceritanya Indonesia banget ya ? Kasus2nya mirip, bahkan City Hunter mungkin syok dengan kasus di Indonesia.
Semoga ada sequelnya, tapi itu tergantung pada Lee Min Ho, kalau Min ho mau jadi City Hunter lagi, maka pasti akan ada sequel-nya. Itu perjanjian-nya. Jadi..bujuk aja beliau :)
Kim Nana benar2 tokoh favoritku, dia cewek yang tahu apa yang dia inginkan dan apa yang harus dilakukan. I love Gom Nana..apalagi kalau sedang membanting orang, keren..(Janganlah..jangan banting2 orang.)
Ok, now some behind the scenes :
Post a Comment Blogger Facebook